RUMAH KU Part 1

KONFLIK BAGIAN DARI PROSES


Munculnya konflik dalam ikatan menandakan para kader aktif dan Peduli terhadap ikatan. Merupakan hal positif jika kita menilik dari sisi ini. Namun, andai kita mencoba sedikit bergeser dari tempat kita Berdiri, maka akan nampak sisi lain dari konflik tersebut bahwa ada kemungkinan mengancam Nyawa ikatan apalagi ikatan baru dilahirkan. Maka hal ini perlu diwaspadai oleh para kader, dengan merawat bayi yang baru lahir ini sampai ia besar. Tak cukup hanya sampai di besar tapi juga perlu untuk mengarahkan masa depan yang ia cita-citakan. Konflik muncul disebabkan perbedaan pendapat antar kader Itu hal yang biasa. Dalam petuah orang minang “basilang kayu dalam tungku disinan api mangko ka iduik disitu nasi mangko ka masak”. Artinya lahirnya berbagai pendapat maka akan menghidupkan suasana ikatan dan tentu akan melahirkan hasil yang baik dari banyaknya pendapat-pendapat tersebut, selanjutnya tugas dari pimpinan ikatan untuk memasak nasi dengan baik agar enak dimakan oleh para kader. Jika nasinya tidak bisa dimakan oleh semua kader maka ada dua kemungkinan, pimpinan memang tidak pandai memasaknya atau  kader yang lagi sakit tenggorokan sehingga tidak bisa menelannya. Disinilah diperlukannya matangnya manajemen konflik oleh pimpinan dan masaknya etika ikhtilaf oleh para kader. Ini semua membutuhkan proses dalam ikatan.
“Hasil tidak akan mengkhianati proses” setiap melakukan interview terhadap rekruitmen dalam berbagai organisasi belum pernah saya mendengar jawaban selain kalimat tersebut ketika pertanyaan yang diajukan, mana yang lebih penting hasil atau proses?. Dengan berbagai alasan dan argumen mereka sepakat bahwa proses adalah hal terpenting, walaupun nanti ketika dilibatkan dalam organisasi, mereka tidak melewati proses tersebut. Artinya bisa kita simpulkan sementara bahkan bisa di kukuhkan (permanen) bahwa proses lebih penting dari hasil. Berbicara seputar ikatan, maka proses-proses perkaderan harus tetap dilalui oleh setiap kader. Bukan hanya Darul Arqam Dasar lalu setelah mendapat syahadah (untuk Satuan Kredit Kegiatan) hilang ditelan bumi. Kesungguhan dan keseriusan kader dalam menjalani proses inilah yang akan menentukan arah dan masa depan ikatan.
Keaktifan kader dalam setiap kegiatan merupakan bagian dari proses yang harus dilalui oleh kader dimasing-masing tingkat pimpinan. Bisa kita lihat dalam berbagai kegiatan kita lebih banyak mana yang hadir ketimbang yang tidak hadir? Paling banyak yang hadir itu adalah ½ dari jumlah kita, itu maksimal. Bahkan beberapa kali hanya beberapa orang yang hadir. Memang, tidak semua yang tidak hadir itu tidak mau hadir tapi ada sebagian yang berhalangan hadir. Maka ini tugas kita bersama mencarikan solusinya agar pergerakan kader kita di ikatan ini memang melalui proses-proses ini. Disamping kita harus mencari waktu yang tepat (tentunya bukan waktu yang semua kader tidak punya kesibukan) kita para kader juga harus mempertimbangkan mana hal yang penting dan mana yang genting. Untuk mempertimbangkan tersebut kita harus menyamakan dulu persepsi tentang terminologi “penting” dan “genting” ini.
Harapan tertuang kepada kita para kader ikatan agar betul-betul menjaga rumah yang belum selesai kita bangun ini agar tidak ditumbangkan oleh angin apalagi hanya angin sepoi-sepoi. Dan betapa malunya kita kepada ayahanda/ibunda dan kakanda/ayunda kita yang telah membantu membuat pondasi rumah kita ini dengan baik untuk sebuah apartemen mewah tapi yang kita bangun hanya sebuah gubuk, bahkan cicak sekalipun takut untuk memanjat tiangnya, karena mudah roboh. Untuk itu para kader ikatan mari kita perkuat sendi-sendi ikatan dan bangun ikatan ini seperti yang dicita-citakan.



Komentar