RUMAH KU Part 2

JANGAN SEKEDAR MENJUAL NAMA BAPAK MU




Mencari kader bagi IMM di kampus Islami-Madani bukanlah perkara mudah. Apalagi kita baru "Bereingkarnasisetelah lebih dari satu dekade terkubur. Ditambah Lagi adik kandung (IPM) tidak mau bertransformasi dari kuning ke Merah atau mereka sudah nyaman di rumah baru karena tidak tahu kalau di kampus ini ada kakaknya. Maka tak jarang kita sikut-sikutan dengan OKP lain yang juga butuh kader untuk regenerasi.

Hambatan kita hari ini dalam mengembangkan IMM di kampus Madani ini adalah kurangnya daya jual kita. Memang beberapa posisi-posisi strategis pernah kita pegang. Tapi, kita belum bisa memaksimalkan itu untuk menambah daya tarik yang akan di jual kepada sasaran dakwah kita. Sehingga pergerakan kita sekitar satu tahun pasca "Bereingkarnasi" ini tidak terlalu memuaskan.
Dalam memasarkan IMM kita lebih sering menjual nama besar orang tua kita (Muhammadiyah) ketimbang IMM nya sendiri. Memang tidak salah, hanya saja rasanya kurang etis. Sebab hal ini membuat para kader hanya menganggap IMM sebagai rumah berkumpulnya orang-orang muhammadiyah, bukan sebagai sebuah gerakan mahasiswa. Padahal jelas terukir dalam Enam penegasan IMM poin pertamanya adalah "menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa islam" artinya disamping IMM sebagai anak muhammadiyah kita adalah sebuah gerakan.
Nah, disinilah kekurangan kita. Mengesampingkan IMM sebagai gerakan, sehingga kita bergerak dengan kendaraan lain bukannya menghidupkan mesin IMM agar bergerak.

Mungkin kita berdelik, jika menggunakan kendaraan kita tentu kita akan tertinggal dan tak bisa duduk sama tinggi dengan orang lain. Disatu sisi mungkin benar. Tapi, dengan mengayuh kendaraan kita sendiri walau tidak akan sama sampainya dengan orang lain akan membuat ikatan lebih dikenal karena kendaraannya bergerak. Jika kita selalu "bertaqiyah" dalam gerakan ini maka entah kapan ikatan ini betul-betul jaya di kampus ini seperti yang sering kita teriakan. #IMM_JAYA.

Kedepannya, Pasca DAD pertama ini mari kita bergerak atas nama IMM agar ada yang bisa kita tawarkan pada objek dakwah IMM selain menjual nama besar orang tua kita (Muhammadiyah). Karena Ali bin Abi Thalib pernah berkata "laisa al-fataa man yaquulu hadza abi, walaakin al-fataa man yaquulu ha anas dza(bukanlah seorang pemuda yang mengatakan ini ayahku, tapi pemuda itu adalah mereka yang berkata inilah aku). Kedepan rasanya tak perlu lagi kita menjual nama besar Muhammadiyah, cukup dengan menunjukan identitas kita sebagai gerakan mahasiswa islam, maka orang akan tahu kita kader mudanya muhammadiyah.

(Tulisan ini hanya sebuah refleksi dan pengantar tidur. Pro kontra itu biasa. Yang terpenting kita tetap satu ikatan)
#IMM_JAYA
#SALAM_FASKHO

Komentar